H a m p a

Ditulis oleh Feelyne QbQ

Thursday, 30 April 2009

Dikala hati ini terasa hampa, dan ketika perasaan gelisah datang menghampiri sering kali kita merasakan bahwa hidup ini serasa tidak memiliki arti, tidak memiliki siapa-siapa kecuali diri sendiri… akan tetapi dalam diri ini, kita beruntung karena mempunyai " seorang sahabat " yang memahami kita. Sebagaimana kita mengharapkan keikhlasan dan kejujuran seorang sahabat, begitu juga dia. Tetapi sering kita terlupa akan hal itu. Kita hanya mengambil sesuatu tentang harapan dan perasaan kita. Kita merasa dikhianati bila dia tidak menepati janjinya. Kita tidak memberi dia kesempatan untuk memberikan sedikit penjelasan mengenai keadaannya saat itu. Bagi kita, itu hanya suatu alasan untuk menutupi kesalahan dan membela diri. Kita terlupa, kita juga pernah membiarkan dia menanti-nanti…. kerena kita juga mempunyai janji yang tidak ditepati. Terkadang kita memilki beri beribu alasan, yang "memaksa" dia menerima alasan kita. Ketika itu, terpikirkah kita tentang perasaannya??? Seperti kita, dia juga pernah merasa kecewa…. tetapi kita sering terlupa. Sungguh beruntung mempunyai seorang sahabat yang senantiasa di sisi kita pada waktu kita memerlukan dia. sahabat yang berkenan untuk mendengarkan perasaan hati kita, segala rasa kecewa dan rasa takut, harapan dan impian kita, sahabat yang memberi nasehat sebagai jalan penyelesaian masalah. Terkadang kita terlalu asyik bercerita tentang diri kita, hingga terlupa sahabat kita mempunyai cerita yang ingin diceritakan bersama. Pernahkah kita memberi dia kesempatan untuk menceritakan tentang rasa bimbangnya, rasa takutnya? Pernahkah kita menenangkan dia sebagaimana dia pernah menyabarkan kita? Ikhlaskah kita mendengar tentang keberhasilan dan berita gembiranya? Mampukah kita menjadi sumber kekuatannya sebagaimana dia meniup semangat setiap kali kita merasa kecewa dan menyerah? Dapatkah kita meyakinkan dia bahwa kita mampu untuk dipercaya, bolehkah kita dijadikan tempat untuk bersandar bila dia terasa lemah? Bolehkah kita menjadi bahu sebagai tepat bersandar sebuah cita-cita dan harapan? Sahabat… sesekali jadilah pendengar yang baik dari pada hanya sibuk bercerita mengenai diri sendiri. Ambillah masa untuk memahami hati dan perasaan sahabat, kerana dia juga seorang manusia; dia juga mempunyai rasa takut, rasa bimbang, sedih dan kecewa. Dia juga mempunyai kelemahan dan dia juga memerlukan seorang sahabat sebagai kekuatan. Kita selalu melihat dia tertawa, tetapi mungkin sebenarnya dia tidak setabah yang kita sangka. Dibalik senyumannya itu, mungkin banyak cerita sedih yang ingin diluapkan, dibalik kesenangannya, mungkin tersimpan seribu kegelisahan, yang tidak kita mengerti…….tetapi jika kita mencoba menjadi sahabat seperti dia, mungkin kita akan tahu. Sahabat, seorang yang amat sukar dicari dan terlalu sulit untuk diganti, Ia datang hanya sekali dan pergi tak kembali, dan apabila dia tiba, jangan sesekali biarkan dia pergi, Karena dialah sumber inspirasi. Sahabat, janganlah sesekali berniat mengkhianati, kelak nanti dipungkiri, ridha atas apa yang terjadi, kerana ia memiliki rahasia tersembunyi. Sahabat, Berbaktilah pada yang meminta bantuan Tunaikan segala yang kamu mampu…. Kerana rezki telah tersedia…. Dikejauhan itu, Berdiri seorang... aku, Melihat apa yang terjadi, Mentafsir hikmah diri, Dan masih adakah dari kita yang mengharap kebahagiaan seorang sahabat? dapatkah kita ikut merasakan kesedihannya… namun aku tetap lah aku…