Ditulis oleh Feelyne hSmm | |
Saturday, 04 July 2009 | |
![]() ![]() Terkadang suara hati selalu mengoreksi dan menjadi pengukur untuk mempertimbangkan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dan ternyata itu adalah bukti bahwa kita masih punya hati nurani. Cinta memang tidak bisa kita artikan dengan kata yang sederhana jatuh hati dan kemudian menjadi suka sama suka... tapi bagi sebagian orang cinta lebih dari kekuatan rasa yang keluar dari hati yang paling dalam dan itu dikatakan kuat seperti maut bahkan air yang banyak tak dapat menghanyutkannya.... dan bahkan air tak dapat memadamkan bara api cinta yang tumbuh dari relung hati... Mungkin sebagian orang lagi mengartikan sesuai dengan arti yang dia sendiri rasakan, pengertian cinta itu sendiri akan banyak artinya menurut pemahaman dan pengertian dari masing-masing orang. Bagaimana dengan anda.....? ![]() Dalam setiap pasangan pemahaman cinta akan berbeda-beda, saya teringat pada sebuah kisah yang dialami sepasang suami istri dalam sebuah buku tentang "KETULUSAN" ![]() Sammy seorang pria yang simpatik, baik, energetic dan smart ini bisa dilihat dari sekian catatan prestasinya serta hasil karya dan bahkan tulisan-tulisannya...dalam biduk rumah tangganya dia sosok bapak yang perhatian penuh cinta dan menjadi kebanggaan keluarganya, suatu saat dia diperhadapkan dengan suatu proses dimana pada saat karirnya baru mulai menanjak diperusahaan dia bekerja. Foni istrinya dengan alasan tertentu meninggalkan sammy dan membawa kedua anaknya kembali ke orangtua di Jakarta. “Ma...tolong mengerti, memang papa belum bisa memberikan apa yang harus kita penuhi dirumah kontrakan kita sekarang....? “apa papa ngga malu kalau ada tamu papa datang... kursi tamu aja kita ngga punya...! “sabar sampai kapan pa... sampai tamu papa datang.... kan kita bisa kredit dulu...!? ”ma...papa ngga mau dan tidak pernah akan setuju kalau kita punya hutang...! papa akan usahakan dari gaji papa” Walau Sammy berasal dari keluarga yang mampu, dia selalu berusaha dari hasil keringatnya sendiri.Dalam perjalanan waktu akhirnya keperluan rumah tangga sedikit demi sedikit Sammy penuhi...tapi persoalan tidak berhenti disitu saja namanya suatu rumah tangga pasti ada aja proses dan gesekan-gesekan yang terjadi, sampai akhirnya Fonni meninggalkan Sammy di balikpapan tempat perusahaan Sammy bekerja. Suatu hari dalam kerinduan dan harapan Sammy untuk bisa bertemu istri dan anak-anaknya berangkatlah dia ke Jakarta...dengan semangat tapi ada sedikit keraguan dia mendatangi rumah orang tua istrinya.... dia berdiri didepan pintu gerbang dan sambil memencet tombol bel rumah. Tanpa dibukakan pintu, dibalik pagar ada suara seseorang ternyata pembantu rumah; “Bapak saya disuruh ibu supaya menyuruh bapa pulang aja”... ”Tolong mas saya ingin ketemu anak-anak saya.. ?” jawab Sammy dengan sedikit memohon. “Tapi pak saya disuruh untuk tidak membukakan pintu untuk bapak”.... hari itu pukul 14.00 siang dan langit tampak gelap hujanpun sudah mulai rintik-rintik. “Pak sudah hujan, bapak pulang saja....saya tidak mungkin membukakan pintu untuk bapak....!” “Biar aja mas saya akan menunggu disini sampai saya bisa ketemu anak-anak saya “ dua jam berlalu....bahkan tiga jam berlalu sampai hujan berhenti sama sekali, namun Sammy tidak beranjak dari tempat itu. Tiba-tiba ada yang dijatuhkan dari lantai dua rumah itu tepat didepan Sammy berdiri. Dengan penasaran Sammy membuka ternyata itu adalah gumpalan kertas yang bertuliskan “Saya menyesal menikahkan anak saya dengan kamu” Kadang memang cinta datang Cuma dari pandangan sebelah mata aja.. tapi tidak bagi Sammy dia tetap berjuang, bekerja keras dan akhirnya dia dipercayakan menjadi pimpinan anak perusahan dikota Samarinda. Sammy coba menghubungi istrinya dengan bantuan sepupu istrinya bernama Hendra. “Ma...papa minta maaf kalau selama ini papa salah, tapi sampai saat ini papa masih mengharapkan mama dan anak-anak kembali bersama papa lagi” “Pa....maafin mama juga, mama terlalu memikirkan diri sendiri, mama sudah dengar semuanya dari Hendra bahwa papa dipindahkan ke Samarinda” “Iya ma... mama mau kan kalau papa jemput......?” “Iya .....Pa’ Setahun setengah Sammy menjadi pimpinan cabang di Samarinda....dan oleh ketekunan dan dedikasi kerjanya yang luar biasa Sammy dikirim perusahaannya untuk menambah ilmu di luar negeri dalam bidang management perusahaan. Setelah pulang dari luar negeri Sammy dipekerjakan diJakarta, selang beberapa bulan kemudian dia dikirim lagi menjadi pimpinan di Makasar kota asal istrinya, dan pada waktu sebelumnya kedua orangtua istrinya sudah kembali keMakasar. Ada rasa bangga dan bahagia tergambar pada wajah kedua orang tua Foni, betapa tidak pada saat itu mereka melihat anak-anaknya begitu bahagia dan berhasil. Di Makasar Sammy memperlihatkan prestasi kerjanya yang luar biasa membuat semua keluarga bangga. Betapa Sammy disegani orang-orang diperusahaannya bahkan dilingkungan keluarga besar istrinya Foni. Sampai suatu saat Sammy ditarik lagi ke Jakarta karena dipercayakan menjadi Direktur Utama suatu perusahaan besar. ![]() Ada banyak hal yang membuat istrinya Foni begitu sangat mengagumi Sammy,...Cinta Sammy yang tak lekang oleh waktu....Saat disela-sela kesibukan Sammy sebagai direktur perusahaan, Sammy masih menyempatkan waktu untuk mengantar istrinya dan bahkan menjemput istrinya serta anak-anaknya di airport setiap kali mereka berangkat kerumah kakek dan neneknya atau bahkan pada kegiatan Foni diluar daerah. Ada saatnya Sammy selalu menyempatkan waktu bersama keluarga untuk menyatakan betapa dia sangat menyayangi istri dan anak-anaknya, senda gurau rasa kebersamaan dan keyakinan kepada anak-anak bahwa mereka punya mama dan papa yang sangat mencintai mereka. Sepenggal cerita ini menggambarkan bahwa cinta tidak bisa dipaksakan tapi lahir dari hati yang penuh cinta dan bahkan perlu pengorbanan. Disinilah kita bisa melihat cinta yang tulus bukannya Cuma dibibir saja tapi dalam kata dan perbuatan. “I’M PROUD YOU” ![]() ![]() |
Senin, 29 Juni 2009
Ketulusan Yang Teruji